Wednesday 4 January 2012

Reformasi agama


Semua aspek kehidupan ini akan ber-evolusi secara alamiah, diminta atau tidak diminta.
Menurut saya, gereja di zaman sekarang ini berbeda dengan gereja 100 tahun lalu, gereja 100 tahun lalu berbeda dengan gereja 500 tahun lalu, dan seterusnya. Walau Kitab sucinya tidak berubah, ajaran dasarnya tidak tudaj berubah, tetapi harus diakui bahwa dalam prakteknya gereja di zaman sekarang lebih manusiawi dibanding gereja dulu.
Seperti Islam di zaman sekarang yang penuh konflik internal, gereja juga dulu pernah mengalaminya. Di zaman dulu pemuka-pemuka gereja memaksakan kepercayaan iman Kristen kepada umat, apapun yang dikatakan pemuka gereja akan dianggap sebagai perkataan Tuhan – akibatnya mempertanyakan perkataan pemuka agama akan dianggap sebagai mempertanyakan Tuhan sehingga harus dihukum. Belajar dari masa lalu tersebut, gereja pun ber-evolusi – pemaksaan keimanan tidak lagi dilakukan, hukuman badan terhadap orang yang menolak iman Kristen tidak lagi ada, dan seterusnya dan seterusnya.
Ada kesan bahwa Islam di zaman sekarang masih seperti gereja di zaman dulu, Islam memaksakan kepercayaan kepada umatnya bahkan terkadang pemaksaan itu juga dilakukan terhadap umat agama lain. Umat yang tidak taat kepada ulama akan dihukum, umat yang keluar dari Islam akan dihukum atau paling tidak dikucilkan dari lingkungan sosialnya. Ini mirip dengan praktek-praktek gereja di zaman dulu – artinya Islam jauh ketinggalan dalam hal reformasi pemikiran (bukan reformasi Iman ya, bagi saya Iman itu hendaknya selalu sama dari dulu sampai sekarang).
Tetapi diinginkan atau tidak perubahan akan dan harus terjadi, baik itu perubahan tanpa kekerasan ataupun dengan kekerasan. Kalau ada yang mempertahankan agama “asli” dengan kekerasan, yang terjadi pastilah aksi balasan dengan juga kekerasan, kita tentu tahu prinsip hukum physik “dimana ada aksi disitu ada reaksi”. Gereja juga dulu saling berperang satu sama lain untuk bisa mereformasi satu sama lainnya.
Seperti juga Kristen, aku yakin Islam juga tidak lekang dari perubahan, cepat atau lambat, dengan kekerasan atau tanpa kekerasan. “Arab Springs” adalah salah satu contoh perubahan pemikiran masyarakat, rakyat Arab sekarang tidak lagi percaya dengan pemimpin-pemimpin mereka, pemimpin tidak lagi dianggap sebagai wakil Allah. Bagi saya yang terpenting adalah reformasi Islam itu hendaknya tidak dilakukan dengan kekerasan; biarkan umat menggunakan akal pikiran naluri mereka sehingga reformasi bisa terjadi secara lebih manusiawi – bukankah umat Islam bisa belajar dari pengalaman gereja di masa lalu?
Yakinlah bahwa walaupun banyak umat Islam sekarang ini yang sedikit tidak manusiawi, semua agama pasti akan menyesuaikan diri ke arah yang lebih manusiawi. Semua agama akan pro manusia, semakin manusiawi. Waktu membuat orang berpikir bahwa untuk menjadi orang beragama yang taat, bukan berarti menjadi orang yang tidak manusiawi.

No comments:

Post a Comment