Tuesday 3 January 2012

Kepentingan Iran menyusup ke Indonesia melalui Syiah


Seandainya saja ajaran Shiah tidak muncul, maka sampai kapanpun tidak akan ada peperangan antara Shiah vs Sunni di Indonesia. Menurut apa yang saya amati, sepertinya ada suatu golongan di Indonesia yang ingin memperkeruh suasana, salah satu caranya yaitu menyebarkan ajaran Syiah di Indonesia dan pengikutnya dinaikkan jumlahnya. Pertumbuhan Syiah di Indonesia sepertinya tidak lepas dari peran Iran, yang telah memberi ribuan beasiswa untuk para santri dan ulama melakukan study Islam Shiah. Pertumbuhan Syiah yang demikian cepat ini semakin subur karena fatwa yang masih melegalisasi Islam aliran Shiah oleh MUI untuk hadir dalam kehidupan Islam di Indonesia.
Seperti dalam tulisan saya sebelum ini, perlu kiranya saya sampaikan bahwa Amerika, Yahudi dan apalagi kaum Nasaro sebenarnya tidak ada sangkut pautnya dengan perpecahan dalam tubuh Islam.
Walau secara kasat mata aliran Syiah di Indonesia belum terlalu menonjol, tetapi harus diwaspadai bahwa aliran Syiah kini sepertinya sudah masuk menyusup jauh ketingkat level atas pemerintahan dan juga MUI. Hal ini dapat dilihat dengan belum dikeluarkannya fatwa yang mengharamkan aliran Syiah di Indonesia. Ini berbeda dengan aliran Ahmadiah yang fatwa haramnya telah dikeluarkan. Tanpa campur tangan MUI, saya khawatir bahwa Shiah akan berkembang pesat di Indonesia yang akan mengambil alih fungsi MUI sebagai kepanjangan tangan kepentingan Syiah dan pemerintah Iran yang akhirnya akan mendominasi Islam di Indonesia.
Hingga saat ini MUI masih diisi oleh ulama-ulama yang beraliran Sunni tetapi mereka sebenarnya tidak anti-Shiah. Sepertinya ada unsur kepentingan dibalik sikap MUI yang masih bertahan untuk tidak mengeluarkan fatwa haram aliran Syiah. Kalau menurut pengamatan saya, mungkin ini ada hubungannya dengan kucuran dana dari Iran terhadap banyak lembaga-lembaga Islam di Indonesia. Atau bisa jadi karena MUI masih terpengaruh akan tekanan lembaga HAM International atau bisa jadi juga campur tangan pemerintah Amerika atas nama HAM. Itulah sebabnya mungkin, para imam Sunni di Arab Saudia menuduh Shiah itu antek Amerika, dan sebaliknya tuduhan yang sama pun dilemparkan Shiah kepada Sunni.
Keduanya, shiah dan sunni tetap merupakan musuh bebuyutan. Tapi karena shiah itu minoritas, maka mereka berusaha merebut umat dulu. Cara-cara shiah berbeda strateginya dengan cara Sunni. Sebagai minoritas, Shiah mengajak semua Islam untuk bersatu tanpa membeda-bedakankan aliran. Sebaliknya, Sunni yang mayoritas berusaha memagari umatnya agar jangan menyeberang ke Shiah, oleh karena itu cara-cara ekstreemlah yang digunakan. Para imam Suni di Arab dan Mesir membuat propaganda-propaganda yang memburuk-burukkan citra aliran Syiah. Syiah mereka cap sebagai aliran sesat dan memperingatkan para umatnya agar jangan terjebak oleh rayuan Shiah. Dimana-mana umat Sunni melakukan teror-teror berdarah terhadap shiah, upacara-upacara keagamaan Syiah diganggu dan dibuat menjadi tidak nyaman.
Indonesia memiliki umat Islam terbesar jumlahnya didunia dan meskipun tampak sebagai aliran Sunni tapi sebenarnya Islamnya sendiri masih abu-abu, tidak jelas. Oleh karena itu, Indonesia merupakan target utama Iran untuk menyebarkan alirannya di Indonesia dengan berbagai kerja sama dan beasiswa. Sepertinya hal ini memang berhasil, dikarenakan masyarakat muslim di Indonesia masih gampang dipengaruhi oleh harta dan segala sesuatu yang sifatnya gratisan. Mengapa Iran menganggap bahwa Islam di Indonesia masih abu-abu adalah karena kaum muslim di Indonesia itu sebenarnya tidak mengerti ajaran Islam yang sebenarnya, Islam di Indonesia sudah tercampur baur dengan budaya Indonesia – jadi sudah tidak murni lagi.
Dengan langkah kebijakan agen rahasia Iran, diharapkan bahwa dalam beberapa tahun kedepan diyakini aliran Shiah akan mendominasi dunia Islam. Secara perlahan, seluruh negara-negara Arab sepertinya sudah disusupi aliran Shiah yang siap mengambil alih pemerintahan di masing-masing negara. Hal ini seperti menjadi kekhawatiran pemerintah Arab Saudi, sehingga mereka baru-baru ini telah memutuskan untuk melakukan pembelian besar-besaran 200 pesawat tempur F15 dengan nilai lebih dari US$30 milyard. Hal ini merupakan antisipasi terhadap pengaruh Syiah-Iran yang akan menghabiskan Islam aliran Suni dari muka bumi. Kekhawatiran ini juga karena diisukan bahwa Iran juga memiliki bomb atom.
Salah satu yang paling mengesankan adalah perkembangan Islam Shiah di Mesir. Mulanya dibentuk organisasi Ikhwanul Muslimin oleh imam-imam Sunni, kemudian dengan issu mempersatukan Islam seluruh dunia ternyata imam-imam Sunni pendiri Ikhwanul Muslimin beralih menjadi Islam Shiah. Sekarang penganut Sunni dalam organisasi Ikhwanul Muslimin cuma 20% karena secara de-facto 80% anggota organisasi ini dikuasai oleh ulama-ulama yang punya pandangan aliran Islam Shiah (walau mereka mengaku sebagai aliran Islam Suni). Puncaknya, adalah pada pemilu kemaren di Mesir, 60% jumlah suara dikuasai oleh Ikhwanul Muslimin. Shiah sudah mengembangkan sayapnya dari Syria, Jordania, Libanon dengan Hesbollah-nya, hingga Palestina dengan Hamas-nya.
Kalo menganggap akidah Shiah dan Sunni bisa diseragamkan sudah jelas mustahil karena kedua aliran ini sudah muncul sebagai musuh sejak nabi Muhammad masih hidup dimana pengikut Sunni mendukung Aishah sebagai isteri tersayang nabi Muhammad, sebaliknya Shiah adalah umat pendukung nabi Muhammad dan keluarganya.
Semoga Islam bisa berdamai sehingga tidak terjadi perpecahan. Cara satu-satunya adalah supaya setiap pemeluk diajarkan untuk saling menghargai perbedaan, memandang perbedaan sebagai bunga-bunga kehidupan.

No comments:

Post a Comment