Thursday 19 January 2012

Apa seh hebatnya Mossad?


Aku yakin sebagian besar masyarakat dunia, mau atau tidak, mengakui prestasi besar yang dicapai oleh Israel dalam mengamankan negerinya dari ronrongan negara tetangganya.
Sebenarnya kemampuan Israel ini hanya biasa-biasa saja, tapi apa yang membuat agen rahasia Israel begitu berhasil? Ternyata agen rahasia Israel itu memanfaatkan sifat fanatisme buta yang dimiliki oleh negara-negara yang memusuhi Israel. Caranya mereka mendidik dan merekrut para “pemuka agama” untuk disusupkan kewilayah musuh. Adapun tugas dari orang-orang yang ahli agama ini, antara lain adalah mencuci otak para fanatikun, memberi mereka janji-janji muluk tentang adanya perawan abadi cantik jelita yang akan menantikan mereka kelak di “surga” kalau mereka mati dalam melakukan misi bom bunuh diri.
Modal untuk mendapatkan kepercayaan para fanatikun agama sangatlah mudah, dengan berbekal berpura-pura menyebar propaganda kebencian kepada Israel, semakin benci kepada Israel semakin disayang oleh organisasi terrorist, semakin banyak calon penganten bom bunuh diri yang dilatih maka semakin dipercaya. Untuk menjadi pemuka agama ini juga tidak sulit, tidak perlu menjadi sarjana dulu misalnya di Sekolah Theologia, hanya cukup modal pintar ngomong, bisa ngelawak, punya suara sengao sedikit atau bisa juga disengau-sengaukan, dan bisa menyebarkan kebencian-kebencian bagi agama lain, anda sudah bisa menjadi pemuka agama yang menyebar lawakan-lawakan yang bisa menjadi bahan tertawaan.
Ratusan bahkan ribuan pelaku bom bunuh mati sia-sia, dan berhasil membunuh banyak pihak musuh tanpa pasukan Israel itu sendiri harus turun tangan untuk menghancurkan mereka. Tentu saja untuk sandiwara politik selanjutnya, pemerintah Israel secara resmi mengutuk tindakan para pelaku bom bunuh diri. Israel selanjutnya mengajukan resolusi meminta izin kepada PBB untuk melakukan pembasmian sarang-sarang pelatihan terorist bunuh diri di banyak bagian dunia. Foto-foto dan video pelatihan militer ini sebenarnya diambil dari markas-markas pelatihan yang dikelola oleh agen rahasia Israel itu sendiri. Atas izin PBB, Israel akhirnya mendapatkan legitimasi untuk mengirim pasukan tentaranya guna membantai habis sepuluh ribuan sisa para terorist yang berada dipusat latihan di negara-negara lainnya.
Para pemuka agama yang berhasil melatih para penganten bomb bunuh diri akhirnya juga diangkat menjadi pahlawan oleh negara-negara yang memusuhi Israel, karena dianggap berjasa bagi perjuangan mereka. Merekapun diangkat oleh kelompok-kelompok radikal untuk menduduki strategis di dalam organisasi-organisasi yang sebenarnya sudah dicap sebagai organisasi terrorist oleh PBB. Orang-orang inilah yang selanjutnya selalu membocorkan informasi tentang kegiatan-kegiatan mereka kepada agen-agen Israel. Bisa diduga bahwa sebenarnya banyak orang-orang titipan agen rahasia Israel yang menyusup di banyak organisasi terrorist international, inilah sebab mengapa akhir-akhir ini setiap kegiatan para organisasi terrorist ini selalu bocor ke agen rahasia Israel sebelum mereka melakukan aksinya.
Apa yang dilakukan dan dikerjakan oleh agen rahasia Israel ini sebenarnya tidak berbeda dengan banyak organisasi agen rahasia dari negara lainnya, hanya saja agen rahasia Israel bisa bermain lebih baik dari negara lain. Setiap agen rahasia sama-sama berusaha menyusupkan orang-orangnya ke setiap negara yang mereka curigai, tetapi banyak dari mereka yang tidak berhasil karena kurangnya kemampuan.
Sebenarnya mimpi untuk menghancurkan Israel itu tidak akan pernah menjadi kenyataan, karena mimpi itu tidak didukung dengan dana, keahlian, teknologi, dan pengetahuan yang memadai. Sebaliknya mereka yang membenci Israel itu sebenarnya gampang diadudomba karena pada dasarnya ajaran agama mereka memang paling gampang diadudomba. Dengan hanya bermodalkan kebencian yang mendarah daging terhadap Israel, tidak akan mungkin mengalahkan Israel. Bahkan kebencian yang membabi buta itu hanya akan mencari boomerang bagi mereka sendiri, yaitu ternyata sesama mereka saling bunuh satu sama lain karena masing-masing menganggap bahwa merekalah yang paling benar dalam mengimplementasikan agamanya.
Lalu sampai kapan para fanatikun buta ini menyadarinya bahwa dirinya tidak lebih daripada robot-robot yang menjadi budak kepercayaan yang hanya membawa malapetaka bagi dirinya sendiri dan juga bagi umat keseluruhannya? Mereka tidak akan pernah menyadari ini, kecuali kalau mereka mulai mempertanyakan kepercayaan mereka itu sendiri, mereka berpikir kritis dengan akal nurani tentang kepercayaan mereka. Tetapi sayangnya, begitu mereka membuka akal nurani mereka – mereka akan meninggalkan agama itu dan menjadi manusia yang bermartabat.
Yang pertama yang harus dilakukan oleh orang fanatikun buta adalah bertanya. Contohnya; kenapa agama yang mengaku sebagai agama damai itu ternyata justru membawa kehancuran bagi kemanusiaan?
Selain daripada itu, mari kita sama-sama juga sampaikan rasa simpati kepada teman kita Alexander, yang kini sedang menderita karena kemampuannya memakai akal nurani.

No comments:

Post a Comment